Termodinamika: Siklus Carnot
Oleh : Bella Alissa Qotrunada (18630070)
Hai
Saya Bella Alissa Qotrunada, saya
ingin berbagi informasi tentang siklus Carnot yang terdapat dalam hukum kedua termodinamika.
Pada tahun 1824 Sadi Carnot insinyur Prancis (1796 - 1832), yang telah mengembangkan
mesin kalor ideal hipotetis, memiliki efisiensi maksimum oleh hukum kedua
termodinamika. Siklus mesin ini disebut siklus Carnot. Cara kerja mesin Carnot,
yang akan dibahas adalah reversibilitas dan hubungannya dengan arah proses termodinamika
(Young, 2001). Oleh karena itu, ada konsep
yang dikenal sebagai efisiensi mesin Carnot. Efisiensi adalah rasio panas
yang berubah menjadi usaha dengan panas yang diserap. Jadi, hasil bagi antara usaha
dengan kalor yang diserap.
Selama berpindahnya panas dalam
siklus Carnot ini, seharusnya tidak boleh ada perbedaan suhu yang besar. Pada saat
mesin ini mengambil kalor dari reservoir panas pada suhu T1, alat dalam
mesin juga harus bersuhu T1, jika tidak aliran panas akan menjadi irreversibel.
Ketika mesin mengeluarkan panas ke reservoir dingin pada suhu T2, maka
mesin juga harus pada suhu T2. Jadi, setiap proses yang melibatkan perpindahan
panas harus isotermal pada T1 dan T2 (Moran, 2003).
Dapat kita katakana bahwa, mesin Carnot
ini yaitu mesin kalor yang bisa mengubah energi panas menjadi usaha mekanis. Selain
mesin Carnot, terdapat mesin lain yang diklasifikasikan sebagai mesin kalor contohnya
mesin uap, mesin diesel, bensin, mesin jet dan reactor atom. Pada saat system di
sebuah mesin melewati sebagian dari siklusnya, maka sebagian panas yang diserap
dari reservoir panas, di bagian lain pada siklus, jumlah panas yang lebih kecil
akan dibuang ke reservoir yang lebih dingin. Jadi, bisa dikatakan bahwa mesin bekerja
di antara sepasang reservoir. Sebagian panas akan terus-menerus dibuang ke
reservoir yang lebih dingin, maka efisiensi mesin tidak pernah mencapai 100%.
Dalam siklus Carnot ini kita
dapat mengetahui bahwa, system akan mengalami siklus yang bersifat reversibel yang
terdiri dari 4 proses yaitu diterapkan 2 proses adiabatic dan 2 proses isotermal.
Dengan demikian, 4 proses yang membentuk siklus yaitu pada proses 1-2, gas dikompresi
secara adiabatik untuk berpindah ke keadaan 2 dengan suhu T1. Proses
2-3, sirkuit ditempatkan sampai bersentuhan dengan reservoir di T1, gas
merupakan ekspansi isotermal dan menerima energi Q1 dari reservoir panas
melalui transfer panas. Proses 3-4, system sekali lagi ditempatkan pada dudukan
berisolasi dan gas dibiarkan terus berkembang secara adiabatik hingga suhu
turun ke T2. Proses 4-1, sistem ditempatkan sampai bersentuhan dengan
reservoir di T2, gas dikompresi secara isotermal ke keadaan awal,
sementara pelepasan panas Q2 ke reservoir dingin melalui transfer
panas. Jadi, mesin yang melalui siklus Carnot disebut mesin Carnot. Sementara mesin
kalor Carnot adalah mesin yang mengubah energi panas menjadi energi mekanik.
Setelah menjalani 4 proses siklus tersebut pada mesin kendaraan yang menerapkan
prinsip aliran spontanitas pada kalor. Mesin Carnot menggunakan prinsip bahwa
terdapat kalor yang mengalir dari suhu tinggi menuju suhu rendah tanpa perlu
melakukan usaha apa pun. Ketika aliran kalor
terjadi, panas yang mengalir diubah menjadi usaha, misalnya gerak.
Sumber :
Moran,
Michael J, Howard N. Shapiro.2003. Termodinamika Teknik Edisi 4. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Young,
Hugh D Roger A. Freedman.2001. Fisika Universitas Jilid 1 edisi 10. Jakarta:
Penerbit
Erlangga.
Komentar
Posting Komentar